Dalam kisah Aji Saka diceritakan
bahwa Sembada dan Dora ditinggalkan di Pulau Majeti oleh Aji Saka untuk menjaga
keris pusaka dan sejumlah perhiasan. Mereka dipesan agar tidak menyerahkan
barang-barang itu kepada orang lain, kecuali Aji Saka sendiri yang
mengambilnya. Aji Saka tiba di Medangkamulan, lalu bertahta di negeri itu.
Kemudian negari itu termasyhur sampai dimana-mana. Kabar kemasyhuran
Medangkamulan terdengar oleh Dora sehingga tanpa sepengatahuan Sembada ia pergi
ke Medangkamulan. Di hadapan Aji Saka, Dora melaporkan bahwa Sembada tidak mau
ikut, Dora lalu dititahkan untuk menjemput Sembada. Jika Sembada tidak mau,
keris dan perhiasan yang ditinggalkan agar dibawa ke Medangkamulan.
Namun Sembada bersikukuh menolak
ajakan Dora dan memperhatankan barang-barang yang diamanatkan Aji Saka.yang
mempunyai arti filosofi
Ha-Na-Ca-Ra-Ka berarti ada " utusan "
yakni utusan hidup, berupa nafas yang berkewajiban menyatukan jiwa dengan jasat
manusia. Maksudnya ada yang mempercayakan, ada yang dipercaya dan ada yang
dipercaya untuk bekerja. Ketiga unsur itu adalah Tuhan, manusia dan kewajiban
manusia ( sebagai ciptaan )
Da-Ta-Sa-Wa-La berarti manusia setelah diciptakan
sampai dengan data " saatnya ( dipanggil ) " tidak boleh sawala
" mengelak " manusia ( dengan segala atributnya ) harus bersedia
melaksanakan, menerima dan menjalankan kehendak Tuhan
Pa-Dha-Ja-Ya-Nya berarti menyatunya zat pemberi
hidup ( Khalik ) dengan yang diberi hidup ( makhluk ). Maksdunya padha "
sama " atau sesuai, jumbuh, cocok " tunggal batin yang tercermin
dalam perbuatan berdasarkan keluhuran dan keutamaan. Jaya itu " menang,
unggul " sungguh-sungguh dan bukan menang-menangan " sekedar menang
" atau menang tidak sportif.
Ma-Ga-Ba-Tha-Nga berarti menerima segala yang
diperintahkan dan yang dilarang oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Maksudnya manusia
harus pasrah, sumarah pada garis kodrat, meskipun manusia diberi hak untuk
mewiradat, berusaha untuk menanggulanginya.
No comments:
Post a Comment